Memuat...

  • 21 September 2025 03:59 AM

Berburu Batik Tulis Khas Sidoarjo di Kampung Batik Jetis

Berburu Batik Tulis Khas Sidoarjo di Kampung Batik Jetis

Kampung Batik Jetis Sidoarjo tawarkan batik tulis khas dengan warna cerah dan motif unik. Wisatawan bisa belanja hingga belajar membatik langsung dari perajin.

SIDOARJO — Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki kekhasan motif batik sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal. Kabupaten Sidoarjo pun tak ketinggalan. Jika Anda ingin merasakan langsung denyut tradisi batik khas daerah ini, tak perlu pergi jauh. Cukup datang ke Kampung Batik Tulis Jetis, yang terletak di Kelurahan Jetis, Kecamatan Kota Sidoarjo.

Di kawasan ini, sebagian besar warganya merupakan perajin batik tulis. Kegiatan membatik tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga menjadi sumber penghidupan utama warga. Kain batik yang mereka hasilkan dijual langsung dari rumah ke rumah, menjadikan Jetis sebagai salah satu sentra batik tradisional yang tetap hidup hingga kini.

Karena aktivitas membatik begitu melekat dalam kehidupan warga, kawasan ini secara resmi dikukuhkan sebagai Kampoeng Batik Tulis Jetis Sidoarjo. Selain memproduksi kain batik, para perajin kini juga mulai berinovasi dengan membuat busana muslim berbahan batik seperti gamis, kaftan, dan berbagai produk fesyen lainnya.

Warisan Keluarga yang Terjaga

Salah satu perajin yang masih aktif hingga kini adalah Batik Namiroh, yang dikelola oleh Ratna Tutik Mufida. Ia merupakan generasi kedua dalam keluarganya yang menggeluti kerajinan batik sejak 1953.

“Saya meneruskan usaha dari orang tua. Sekarang, di rumah ini setiap hari ada sekitar 30 orang yang membantu membatik, baik di rumah maupun di lokasi produksi,” tutur Tutik di kediamannya yang berlokasi di Jetis RT13 RW03.

batik-jetis.jpg

Meski pernah mengalami masa surut, pamor batik Jetis kembali terangkat pada tahun 2008. Saat itu, pemerintah mulai mendorong penggunaan batik sebagai pakaian dinas bagi aparatur sipil negara. Permintaan pun meningkat, dan Kampung Jetis kembali ramai oleh pesanan batik.

“Kebetulan waktu itu PNS diwajibkan memakai batik. Banyak yang datang ke sini untuk membeli dan memesan langsung,” katanya.

Diminati Pasar Lokal dan Mancanegara

Kain batik tulis Jetis kini telah memiliki pasar yang luas. Selain konsumen dari Sidoarjo dan sekitarnya, banyak pelanggan berasal dari luar daerah seperti Jakarta, dan bahkan dari luar negeri seperti China, Jepang, hingga Korea Selatan.

Harga kain batik pun bervariasi, tergantung tingkat kerumitan motif dan proses pembuatannya. “Harganya mulai dari Rp150 ribu hingga jutaan rupiah. Yang paling mahal di tempat saya sekitar Rp800 ribu,” jelas Tutik.

Wisata Edukatif Membatik

Tak hanya berbelanja, pengunjung Kampoeng Batik Jetis juga bisa mengikuti pelatihan membatik. Proses membatik dari awal hingga kain selesai bisa diikuti oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sekolah hingga wisatawan umum. Meski tak dilakukan setiap hari, pelatihan ini bisa diadakan berdasarkan permintaan.

Selain pelatihan, para perajin juga menerima pesanan kain batik untuk berbagai keperluan seperti seragam sekolah, pakaian kerja, hingga busana pesta.

Motif Cerah, Warna Berani

Ciri khas batik tulis Jetis terletak pada motifnya yang kaya dan warnanya yang berani. Motif-motif yang populer di antaranya adalah motif abangan dan ijo-ijoan (bergaya Madura), motif beras wutah, krubutan (campuran berbagai unsur), serta motif burung merak.

Motif-motif tersebut banyak terinspirasi dari flora dan fauna khas Sidoarjo, yang digambarkan dalam warna-warna mencolok seperti merah, kuning, hijau, dan hitam. Teknik pewarnaan dilakukan dengan metode tradisional, menghasilkan nuansa cerah dan tegas yang menjadi daya tarik tersendiri.

Bagi pencinta batik maupun wisatawan budaya, berkunjung ke Kampung Batik Jetis bukan hanya tentang berbelanja kain, tetapi juga menyelami napas tradisi yang terus dijaga dan dikembangkan oleh para pengrajin lokal. Di sinilah warisan leluhur tetap hidup, menyatu dalam denyut kehidupan warga.

Sumber: surya.co.id