Memuat...

  • 21 September 2025 05:44 AM

Pelajar SMA Negeri 1 Sidoarjo Ajak Anak Rangkah Surabaya Latih Berpikir Analitis

Pelajar SMA Negeri 1 Sidoarjo Ajak Anak Rangkah Surabaya Latih Berpikir Analitis

Pelajar SMA Negeri 1 Sidoarjo, Azkarana Almadira, latih anak Surabaya berpikir analitis melalui program literasi Bridge of Words di TBM Makam Rangkah.

SIDOARJOUPDATE – Azkarana Rectaversa Almadira, pelajar kelas 12 SMA Negeri 1 Sidoarjo, menginisiasi program literasi “Bridge of Words” di Taman Baca Masyarakat Makam Rangkah, Surabaya, Minggu (14/9/2025), untuk melatih anak-anak berpikir analitis melalui kegiatan membaca.

Rana—sapaan akrab Azkarana—bersama teman-temannya mengumpulkan sekitar 30 anak TK hingga SD. Mereka tidak hanya diajak membaca buku bersama, tetapi juga menganalisis isi cerita.

“Bedanya kegiatan ini dengan lainnya adalah, kami nggak cuma mengajak anak-anak membaca, tapi mereka juga harus bisa melakukan analisis cerita,” kata Rana saat ditemui suarasurabaya.net.

Untuk memudahkan pemahaman, anak-anak dibagi dalam kelompok campuran TK dan SD dengan metode Tutor Sebaya. Relawan pendamping turut hadir untuk memastikan pemahaman mereka merata.

“Dalam satu kelompok, anak-anak yang tergabung berbeda-beda. Ada anak TK, SD, dan pendamping belajar dari relawan. Fungsinya agar pemahaman anak-anak ini merata,” tambahnya.

Tiap kelompok diminta menganalisis penokohan dan pesan moral dari cerita yang dibaca. Hasil analisis kemudian dilombakan antar-kelompok.

“Jadi mereka lebih semangat buat berkompetisi dengan yang lain, juga semangat jadi lebih baik lagi,” jelas Rana.

Program ini juga melibatkan komunitas literasi seperti Save Street Child Surabaya, Bibabuku, dan Kumpul Dongeng. Antusiasme anak-anak di kawasan Makam Rangkah membuat Rana terharu.

“Kami harus parkir cukup jauh dan jalan kaki. Tapi anak-anak ini sudah menunggu kami di depan gang. Aku impressed banget sama mereka,” tuturnya.

Program “Bridge of Words” akan berakhir pekan depan di Ambengan Taman Paliatif, Tambaksari, Minggu (21/9/2025). Meski begitu, Rana berharap kontribusinya terus berlanjut.

“Plan ke depan dan paling dekat ini baru terpikir untuk donasi buku saja. Tapi justru harapan itu, aku letakkan di buku-buku yang aku donasikan. Mungkin aku nggak bisa langsung ada di sini, tapi semoga buku-buku ini bisa menemani mereka,” tandasnya.

Sebagai informasi, program literasi ini telah menjangkau lebih dari 210 anak di Surabaya. Atas dedikasinya, Rana menerima penghargaan dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur pada Hardiknas 2025 berkat kiprahnya dalam mengangkat isu literasi dan prestasi pelajar di tingkat nasional maupun internasional. (RM/SN/SU.id)

 

SUmber: suarasurabaya